Friday, May 23, 2008

AGENDA ULTIMUS

LAUNCHING BUKU
“JELITA SENANDUNG HIDUP”

Launching buku "Jelita Senandung Hidup" karya Nurdiana.

Hari/Tanggal : Senin/ 26 Mei 2008
Waktu : Pk. 19.30 WIB - Selesai
Tempat : Ultimus, Jl. Lengkong Besar 127, Bandung, 40261

Akan ada pembacaan puisi, musik perkusi, dramatisasi puisi, dan lain-lain. Acara ini dihangatkan oleh :

1. Besti Rahulasmoro
2. Bojes
3. Deni Maung
4. Desti
5. Dian Hardiana
6. Dian Hartati
7. Evi SR
8. Ferry
9. Iwan
10. Kerensa Dewantoro
11. Matdon
12. Mira Dewi Kania
13. Rahmat Jabaril
14. Sangdenai
15. Semi Ikranegara
16. Seli “Cey”
17. Stoe Percussion
18. Udung
19. Widzar Al-giffary
20. Yopie Setia Umbara
21. Yunis Kartika

Acara ini atas kerjasama: Lembaga Sastra Pembebasan dan Ultimus Bandung.

Thursday, May 22, 2008

Semua harus dicatet

Sunday, May 18, 2008

Temu Penyair Lima Kota dan Penolakan Penyair Muda Bandung

Tanggapan atas artikel opini S. Metron M. yang dimuat di Padang Ekspres Minggu, 4 Mei 2008
Artikel ini dimuat di Padang Ekspres Minggu, 18 Mei 2008


....Yang ironis, justru yang paling keras menolak acara Temu Penyair Lima Kota ini adalah penyair dari Bandung berdarah Minangkabau.

Membaca artikel opini di Padang Ekspres, Minggu, 04 Mei 2008, yang berjudul Temu Penyair 50 Kota, Sebuah Catatan Kritis, yang ditulis oleh S. Metron M (SMM) saya mencatat beberapa hal yang justru perlu juga dikritisi dari tulisan yang kritis ini. Beberapa hal dalam tulisan ini ternyata tidak tepat atau tidak berdasarkan fakta-fakta yang ada. Saya tidak tahu kenapa hal itu terjadi dan saya tidak mau menduga-duga mengapa ketidaktepatan itu terjadi.

Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan atau acara sastra, tentu saja panitia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Begitu juga dengan acara Temu Penyair Lima Kota (TPLK), 27-29 April 2008, di Kota Payakumbuh atau Temu Penyair Muda Jawa Barat-Bali (TPMJBB) yang saya dan teman-teman penyair muda Bandung laksanakan tahun 2005 lalu. TPMJBB mendapat dukungan dari Pemda. Terbukti bahwa kemudian penyair-penyair yang ikut serta menginap (tentu saja gratis) di Gelanggang Generasi Muda (GGM) Bandung –bukan di toko atau rumah orang seperti yang ditulis dalam artikel itu– yang merupakan milik Pemda Bandung. Perlu saya luruskan, memang ada penyair muda Bali yang menginap di rumah kontrakan saya pada waktu itu, tapi hal ini disebabkan mereka datang lebih awal dan mereka menambah waktu kunjungannya setelah acara tersebut. Akan tetapi, selama kegiatan, mereka justru menginap di GGM Bandung. Namun perbedaan dukungan antara TPLK dengan TPMJBB terletak pada “kepemilikan” acara. Seperti tercantum dalam proposal, jelas bahwa TPMJBB diselenggarakan oleh jaringan komunitas dengan dukungan dari berbagai pihak. Sementara itu TPLK, sesuai dengan proposal yang saya baca, acara ini dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Kota Payakumbuh. Inilah ketidakakuratan pertama.

Pernyataan Sikap Penyair Muda Bandung

Menyoalkan ketidakhadiran dan pernyataan sikap penyair muda Bandung pada acara TPLK, tentu kita tidak bisa lepas dari rentetan-rentetan kejadian yang melatarinya.

Temu Penyair Muda ini pertama kali digagas oleh beberapa orang penyair muda dari Bandung dan Denpasar. Setelah melakukan beberapa pembicaraan, baik lewat telepon, surat elektronik, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tatap muka di Bandung pada awal tahun 2005, maka disepakati untuk mengadakan sebuah acara. Berangkat dari titik pijak sama atas keprihatinan bahwa penyair-penyair muda selama ini seringkali sangat sulit untuk eksis, baik itu di media maupun dalam kegiatan-kegiatan sastra lainnya, maka timbul kesepakatan untuk membuat sebuah “gerakan” untuk memperjuangkan eksistensi penyair-penyair muda. Untuk kali pertama disepakati untuk melaksanakan acara Temu Penyair Jawa Barat – Bali di Bandung sebagai tonggak awal. Pertimbangan kenapa hanya Jawa Barat dan Bali pada waktu itu karena acara itu adalah pijakan pertama. Nantinya kegiatan ini akan terus bergulir dan berkembang dengan mengajak rekan-rekan penyair muda dari daerah lain untuk bergabung dan hal itu mulai terwujud ketika pada tahun 2007 diadakan Temu Penyair Muda 4 Kota (TPMEK) di Jogjakarta yang merupakan kelanjutan TPMJBB.

Jadi, ketika kali pertama dicetuskan bukanlah semata sebagai acara kumpul-kumpul, diskusi, lalu baca puisi. Juga bukan dilandasi oleh semata ada gap antara penyair muda dengan penyair tua seperti yang ditulis SMM. Toh, saya dan penyair-penyair tua di Bandung juga sering duduk bersama, berdiskusi banyak hal. Ini adalah sebuah gerakan dari, oleh, dan untuk penyair muda untuk eksis dan maju bersama.

Kembali pada acara TPLK, saya sepakat dengan SMM bahwa ketika sebuah acara diniatkan sebagai penerus acara sebelumnya, tentu harus taat pada kesepakatan yang telah dibuat. Dalam rapat setelah acara Temu Penyair Muda 4 Kota di Jogjakarta, tahun 2007 lalu, disepakati (bukan ditunjuk) bahwa teman-teman (komunitas-komunitas sastra) di Padang menjadi tuan rumah selanjutnya. Tentu saja dengan konsep yang sama. Sedangkan masalah peserta, disepakati juga pada waktu itu bahwa, akan diperluas sesuai dengan kesanggupan teman-teman di Padang. Juga pada kesempatan itu disepakati bahwa tenggat waktu pelaksanaanya paling lambat bulan Agustus 2008. Untuk mempermudah komunikasi, maka dibuatlah mailing list “danaupuisi”.

Dalam perjalanannya kemudian, tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa acara itu akan diadakan di Payakumbuh dan Komunitas Intro yang menjadi pelaksananya. Pada awalnya saya dan teman-teman penyair muda Bandung dapat menerima kondisi ini. Namun ketika proposal acara sampai ke tangan saya –saya diminta jadi koordinator penyair muda Bandung- sungguh sangat mengejutkan bahwa ternyata acara itu dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Kota Payakumbuh (DKKP) bekerjasama dengan Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Payakumbuh dan Dewan Kesenian Sumatera Barat. Di sinilah titik pangkal silang pendapat pendapat antara penyair muda Bandung dengan panitia.

Silang pendapat ini sebenarnya telah coba diurai dan dicari titik temunya. Namun tetap saja dua belah pihak kukuh pada pendiriannya. Akhirnya penyair muda Bandung bersepakat untuk tidak berpartisipasi dan menolak klaim panitia yang menyatakan bahwa TPLK adalah kelanjutan dari dua acara sebelumnya.

Puncaknya adalah ketika pernyataan Iyut Fitra sebagai ketua pelaksana TPLK yang dimuat di salah satu media nasional, Kompas, yang tetap mengklaim bahwa TPLK merupakan kelanjutan dari dua acara temu penyair muda sebelumnya. Sehari setelah pernyataan itu ditayangkan, 13 orang penyair muda Bandung yang menggagas dan ikut terlibat dalam dua acara sebelumnya membuat surat pernyataan yang memuat poin utamanya adalah menolak klaim bahwa TPLK bukanlah kelanjutan dari TPMJBB dan TPMEK.

Surat pernyataan itu disusun dan ditandatangani oleh 13 penyair muda tersebut dengan penuh kesadaran untuk menunjukan sikap konsisten pada gagasan awal acara temu penyair muda, tentu dengan telah mempertimbangkan segala konsekuensinya.

Penutup

Sengaja saya mengawali tulisan saya ini dengan kutipan “Yang ironis, justru yang paling keras menolak acara Temu Penyair Lima Kota ini adalah penyair dari Bandung berdarah Minangkabau”. Walau tidak disebut secara eksplisit nama penyair dari Bandung yang berdarah Minangkabau itu, saya dan kita semua dapat menduga “hidung Malin Kundang” mana yang ditunjuk oleh SMM. Saya hanya ingin meluruskan bahwa 13 orang penyair muda Bandung yang menandatangani Surat Pernyataan itu sama-sama menolak keras klaim TPLK adalah kelanjutan dua acara sebelumnya.

Kemudian saya hanya dapat tersenyum sambil balik bertanya dalam hati, lebih ironis mana ya, kalau seorang individu (penyair) kehilangan kekritisannya hanya karena persoalan primordial atau kesukuan?(©sangdenai)

Saturday, May 03, 2008

Agenda Ultimus

Acara Safari Launching dan Bedah Buku
MENYUSURI LORONG-LORONG DUNIA Jilid-2

Menyusul sukses buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia (MLLD) yang terbit pada bulan November 2005, Sigit Susanto sang penulis terdorong untuk melanjutkan menulis tema serupa dengan judul yang sama. Mengingat judulnya sama, maka untuk membedakannya, ditandai dengan jilid 1 dan 2.

Bagi pembaca yang sudah membaca MLLD-1 akan menemukan bahwa buku sastra perjalanan edisi kedua ini lebih komplit dan detail --walaupun jumlah negara yang dibahas di MLLD-2 ini lebih sedikit (7 negara) dibanding dengan MLLD-1 (10 negara)—sehingga jumlah halamannya pun menggelembung. Hal ini dikarenakan penulisnya “ingin memboyong seluruh lorong kota atau negara yang sedang dikunjunginya untuk dibawa pulang ke negeri sendiri”.

Untuk peluncuran buku MLLD-2, INSISTPress bersama dengan even organizer di kota setempat akan mengadakan safari diskusi peluncuran buku yang akan diadakan di 6 kota antara tanggal 12 Mei 2008 hingga 19 Juni 2008 yang akan menghadirikan sang penulis, Sigit Susanto, yang datang jauh-jauh dari Swiss ke Indonesia khusus untuk mempromosikan bukunya. Tidak sendiri, Sigit Susanto akan didampingi oleh beberapa pembicara pendamping yang menarik dan expert yang tentunya akan menyajikan berbagai macam sudut pandang yang menarik untuk didiskusikan.

Adapun jadwal safari peluncuran buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia 2 :
1. Semarang
Hari / Tanggal : Senin, 12 Mei 2008
Waktu : Pk. 19.00 WIB
Tempat : Rumah Seni Yaitu
Kp. Jambe 280, Semarang50124 Jawa Tengah - INDONESIA
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Donny Danardono (pengajar PMLP Unika Sugijapranata)
Moderator : Poengki Pamungkas
No. Kontak : Tubagus Email: yaitu_art@yahoo.com. No HP: 081-228 033 40

2. Yogyakarta
Hari / Tanggal : Jumat, 15 Mei 2008
Waktu : Pk. 16.00 WIB
Tempat : Toko Buku Togamas Yogyakarta
Jl. Affandi No. 5, Yogyakarta
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Shiho Sawai (Peneliti Komunitas Sastra)
3. Katrin Bandell (Kritikus Sastra)
Moderator : Faiz Ahsoul
No. Kontak : Markaban Anwar Email: m2anwar@yahoo.co.id, Hp:081-328 065 224

3. Malang
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2008
Waktu : Pk. 14.00-16.00 WIB
Tempat : Perpustakaan Kota Malang
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Antoni (Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Brawijaya)
3. Ahmad Santoso (Penerjemah dan Editor Buku)
No. Kontak : Wawan Eko Yulianto green_stranger@yahoo.com. Hp:081-334 365 925

4. Denpasar
Hari / Tanggal : Sabtu, 24 Mei 2008
Waktu : Pk. 19.30 WITA
Tempat : TB Togamas Denpasar
Jl. Hayam Wuruk 175, Denpasar
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Warih Wisatsana (Sastrawan)
Moderator : Wayan Sunarta
No. Kontak : Jengki Email: myjengki@yahoo.com Hp:081-338 084 585

5. Bandung
Hari / Tanggal : Sabtu, 31 Mei 2008
Waktu : Pk. 19.30 WIB
Tempat : Toko Buku ULTIMUS Jl. Lengkong Besar 127, Bandung
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Anwar Holid (Kritikus)
Moderator : Widzar Alghifary
No. Kontak : Bilven ultimus_bandung@yahoo.com Hp: 081-224 56 452

6. Singaraja
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Juni 2008
Waktu : Pk. 19.00 WIB
Tempat : Puri Agung Singaraja (Puri Gede Buleleng)
Jalan Mayor Metra No. 12, Singaraja 81119 - Bali Utara
Pembicara : 1. Sigit Susanto
2. Sunaryono Basuki KS
Moderator : Kadek Sonia Piscayanti
Kontak Person : Agung Brawida Email: (agungbrawida@hotmail.fr ) Hp: 08123921658

Informasi lengkap hubungi:
INSISTPress
Jl. Ganesha II No. 9
Timoho – Yogyakarta 55165
Telp. / Fax. +62274 – 556433
Email: anwar@insist.or.id, m2anwar@yahoo.co.id